PETANI MILLENIAL DAN BERKAH DARI KEBUN



Bagi yang kenal baik dengan saya sejak lama mungkin tahu, dulu saya sama sekali tidak tertarik dengan tanam-menanam. Rumah saya selalu dipenuhi dengan tanaman, karena ibu saya hobi menanam. Bahkan di salah satu rumah kontrakan kami dulu pernah ada kebun kecil yang ditanami berbagai sayur dan bunga, mulai dari tomat, cabai, kenikir, bahkan ada pohon murbai. Tapi ya begitu deh, saya sama sekali nda berminat sentuh-sentuh tanaman. Menyirami mereka hanya kalau disuruh oleh ibu. Itupun ogah-ogahan, atau sekalian karena mau main air. 

Siapa yang sangka, kondisi pandemi yang bikin mati gaya akhirnya mengubah pandangan saya tentang dunia tanam-menanam. Tetiba saya tertarik untuk mencoba berkebun gegara melihat postingan berkebun teman-teman saya di media sosial. Semacam latah begitulah, hahaha. Ternyata berkebun sangat menyenangkan. Melihat tanaman tumbuh sejak benih, lalu menjadi bibit, hingga akhirnya panen, sungguh membuat hati bahagia. Berbagai tanaman saya coba tanam, dari sayur, buah, hingga tanaman hias. Ada yang mati, tapi banyak juga yang bertahan hidup bahkan nda berhenti berbuah hingga saya bisa bagi-bagi hasil panennya ke tetangga.

Bukan hanya saya yang menemukan hobi baru berkebun di era pandemi ini. Berkebun di rumah atau urban farming menjadi tren baru. Dari sekadar mencukupi kebutuhan sendiri, hingga yang menjadikannya mata pencaharian baru. Berkebun membawa banyak berkah, baik materiil maupun psikologis.

MERAYAKAN HARI MENANAM POHON INDONESIA BERSAMA DEMFARM

Bicara soal tanam-menanam, kalian tahu nda sih kalau setiap tanggal 28 November diperingati sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia? Peringatan ini dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Pusat Penelitian Limnologi, Cibinong Science Center, LIPI, Kabupaten Bogor pada tanggal 28 November 2008 berdasarkan Keputusan Presiden nomor 24 tahun 2008. Presiden juga mengamanatkan agar masyarakat serentak menanam pohon, satu orang satu pohon atau one man one tree, sebagai upaya untuk pemulihan kerusakan alam dan perubahan iklim.

Gardening kit dari Demfarm


Tahun 2021 ini adalah tahun pertama saya memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia. Saya memperingatinya bersama Demfarm, sebuah portal penyedia berbagai informasi seputar pertanian dan dunia tanam-menanam, dan puluhan bloger serta pegiat berkebun dari berbagai komunitas, melalui Zoom Meeting. Pada acara ini, kami bersama-sama menanam pohon dengan menggunakan berbagai bibit dari gardening kit yang dikirimkan oleh Demfarm. Saya sendiri memilih untuk menanam pakchoy, salah satu sayuran favorit saya. Semua peserta sangat antusias menanam benihnya di pot masing-masing. Jadi nda sabar menunggu benih saya tumbuh subur deh..

Foto bersama setelah menanam benih


TALK SHOW CERITA PETANI MILLENIAL : MENDAPAT BERKAH DARI KEBUN

Setelah seremonial penanaman pohon, acara dilanjutkan dengan talkshow dengan mengusung tema Cerita Petani Millenial : Mendapat Berkah Dari Kebun, menghadirkan tiga narasumber yaitu Soraya Cassandra (founder Kebun Kumara), Iqbal Abipraya (petani millenial Jember), dan Adrian Putera (Project Manager Argosolution PT Pupuk Kaltim).

Soraya Cassandra, yang akrab dipanggil Sandra, mengatakan bahwa ketika berkebun dan menanam sendiri makanan kita, sebenarnya kita melihat langsung keagungan alam yang menopang hidup kita. Kita jadi bisa lebih bisa menghargai makanan kita dan seluruh prosesnya termasuk orang-orang yang terlibat di dalamnya. Secara lebih luas, menanam mengajarkan kita untuk lebih peka terhadap alam dan lingkungan. Ini saya rasakan banget sih. Sejak mengenal dunia berkebun, saya tuh semakin merasa sayang banget kalau sampai membuang makanan. Sampah dapur yang dulu biasa langsung saya buang, sekarang saya pilah-pilah dulu. Kalau bisa ditanam kembali, seperti daun bawang, saya akan tanam kembali. Lainnya bisa saya gunakan untuk membuat kompos yang bisa dipakai jadi pupuk tanaman nantinya.



Dalam proses berkebun, pasti ada tantangannya juga dong, Salah satu yang sering bikin jengkel adalah serangan hama, entah itu serangga, burung, atau binatang lain. Kalau kata Sandra sih, jika kebun kita didatangi oleh binatang, itu pertanda kebun kita sehat. Tapi jika jumlahnya sudah berlebihan, memang butuh intervensi dari kita agar tetap terjadi keseimbangan, bisa dengan menanam tanaman pengalih, memasang paranet, atau penghalang lain untuk mencegah hama masuk dan mengganggu tanaman kita.

Sayangnya, meskipun penggemar kegiatan berkebun semakin meningkat, tapi minat generasi muda untuk menjadi petani masih rendah, karena pekerjaan sebagai petani dianggap kurang keren. Padahal menurut Iqbal Abipraya, petani muda lebih paham mengenai teknologi, sehingga membuka peluang yang lebih besar untuk sukses  di bidang pertanian. Iqbal membagikan pengalamannya sebagai petani semangka di Jember. Iqbal mengaku memilih menjadi petani muda selain karena ingin berkomitmen pada bidang ilmu yang ia pelajari sebagai sarjana pertanian, ia juga ingin mematahkan stigma buruk mengenai pekerjaan sebagai petani.



“Menjadi petani adalah suatu pengabdian karena selain ketekunan, regenerasi juga dibutuhkan. Apalagi, kehadiran modernisasi turut memberi peluang besar untuk digarap generasi milenial demi mengambil ceruk pasar yang sangat potensial lewat inovasi dan terobosan segar,” katanya dalam acara yang sama.

Iqbal mengatakan, untuk sukses menjadi petani muda, modal utamanya adalah ilmu, Kita harus tahu dan paham dulu ilmunya, Selain itu kita juga harus tahu pasar yang ingin kita sasar. Jangan sampai salah memilih komoditi yang akan kita tanam. Yang tidak kalah penting adalah kita harus terbuka pada perkembangan teknologi, dan mengadopsi teknologi pertanian terbaru agar pekerjaan pertanian lebih mudah dan hasil panen lebih menguntungkan. Iqbal mengaku, dalam satu tahun ia bisa melakukan empat kali panen dengan masa tanam 60 hari. Kini ia memliki kelompok tani millenial dengan jumlah 100 petani.

Untuk mendukung para petani, termasuk petani millenial, berbagai program dilakukan oleh pemerintah. Pada 5 November 2020, PT Pupuk Indonesia membuat Program Agrosolution. Pada program yang dijalankan oleh PT Pupuk Kaltim ini petani mendapatkan pendampingan intensif tentang budidaya pertanian berkelanjutan serta melibatkan rantai pasok dan didukung teknologi. Kemudian pada tanggal 28 Agustus 2021, oleh Menteri BUMN Indonesia, Program Agrosolution ini diuban menjadi Program Makmur. Program ini menekankan pada sinergi antara perusahaan-perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pangan, pupuk, dan bank-bank negara untuk berkolaborasi melakukan pendampingan teknis budidaya, permodalan dengan biaya rendah/KUR, penggunaan teknologi, memanfaatkan offtaker pertanian serta asuransi. Diharapkan dengan adanya Program Makmur petani dapat meningkatkan produktivitas pertaniannya dan kesejahteraannya. 



Menurut penuturan Bapak Adrian Putera, kendala utama petani di Indonesia saat ini adalah akses terhadap permodalan. Masih banyak petani yang bergantung kepada tengkulak yang memberikan bunga yang cukup tinggi. Selain itu di beberapa daerah petani juga masih memiliki keterbatasan terhadap akses teknologi, mekanisasi dan pengolahan pasca panen, Kendala lainnya adalah pada saat panen raya, biasa terjadi over supply komoditi sehinga harga jual menjadi turun dan petani mengalami kerugian. 

Implementasi Program Makmur yang dijalankan oleh PT Pupuk Kaltim terbukti mampu meningkatkan produktivitas pada komoditas jagung dan padi, masing-masing sebesar 42% dan 24%. Begitu juga dari sisi keuntungan petani, terjadi kenaikan, yaitu untuk petani jagung hingga sebesar 52% dan petani padi hingga sebesar 41%.Membantu sekali ya Program Makmur ini bagi para petani. Semoga sih dengan adanya program-program semacam ini, kesejahteraan petani semakin meningkat dan minat generasi muda dalam bidang pertanian juga bertambah. Dengan demikian, kita bisa memenuhi harapan agar pada usia 100 tahun kemerdekaan Indonesia, negara kita tercinta ini mampu menjadi salah satu lumbung pangan dunia.



Komentar

  1. Iya ya mbak, pandemi ini bikin dunia pertanian milenial berkembang sangat cepat. Berkebun dari rumah dengan lahan sempit.
    Keren banget mas Iqbal, inspiratif sekali

    BalasHapus
  2. Sebagai salah satu petani lokal merasa mendapat suplai semangat nih dengan kisah inspiratif dari narasumber.
    Saya tinggal di kampung jadi kegiatan bertani hanyalah rutinitas sehari-hari. Kalau gak berani ya gak makan gitu deh
    Dengan adanya acara ini pemikiran saya jadi terbuka
    Makin semangat nih nanam nanam pohonnya lagi hehehe

    BalasHapus
  3. Salut pada Iqbal Abipraya, sarjana pertanian yang mau kembali ke desa dan memajukan pertanian, bisa membuktikan bahwa menjadi petani juga bisa keren. Semoga diikuti juga oleh lulusan jurusan pertanian lainnya

    BalasHapus
  4. Kita juga bisa berpartisipasi menjadi petani rumahan :) Misalnya dengan menanam apotek hidup di pekarangan rumah, pot2 dan sebagainya. Petani zaman now memang terus berbenah diri dengan upgrade skill dan tau wawasan agar hasil pertaniannya semakin maju dengan harga terbaik.

    BalasHapus
  5. oh jadi Implementasi Program Makmur ini dijalankan oleh PT Pupuk Kaltim, bagus banget ya, memajukan petani-petani di seluruh Indonesia

    BalasHapus
  6. Wah, kalau saya sudah suka menanam dari dulu, Mak.. Dan karena pandemi, saya makin rajin tanam-tanam. Seneng sih, karena berkebun atau tanam-tanam konon bermanfaat untuk kesehatan mental kita juga.

    Saya seneng banget kalau semakin banyak orang rajin menanam. Minimal punya tanaman empon-empon, cabe, tomat, sereh di rumah deh, karena selain dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, cara menanamnya juga gampang banget dan ngga membutuhkan lahan yang luas.

    Saya mendukung juga adanya Program Makmur ini. Saya berdoa, semoga kelak petani-petani bisa merasakan kemakmuran juga, dan pemuda millenial ngga lagi memandang remeh profesi ini. Aamiiin...

    BalasHapus
  7. Iya modal dan tengkulak itu kendala banget bagi para petani yaa. Sepertinya mereka memang agak susah menghindari keduanya. Semoga implementasi program makmur berjalan terus, sehingga petani bisa terbantu. Dan program seperti ini semakin banyak yaa..

    BalasHapus
  8. Dari sebelum pandemi rumah ortu penuh tanaman, Ayah suka tanaman rempah juga pohon kayak pisang, daun salam, asam jawa, dan banyak lagi. Kalau ibu hobi koleksi bunga. Alhamdulillah aku juga lulusan pertanian jadinya udah dekat dengan dunia tanam-menanam :)

    BalasHapus
  9. waahh aku juga ikutan zoominar ini niihh, dapat gardening kit juga waa senangnyaa...bisa nanam-nanam benih sayur pas di musim ujan gini. alhamdulillah untuk dedaunan bumbu di rumah juga sudah terpenuhi, enak kalau masak tinggal ngetik :)

    BalasHapus
  10. Aku termasuk yang belum menemukan passion bercocok tanam nih mbak, tapi cukup senang lihat orang-orang yang berkebun dan bertani. Dukung banget sama programnya pemerintah ini buat memajukan petani-petani Indonesia. Semoga makin banyak bermunculan juga ya petani millenial nya hehe.

    BalasHapus
  11. Kalo dulu orang berkebun di rumah itu paling sayuran yang gampang tumbuh, sekarang malah bisa dengan hidroponik. Apabila banyak warga yang mau berkebun di rumah bisa kok jadi mandiri memenuhi kebutuhan dapurnya.

    Aku juga ikut acara ini, keren sih dengerin mba Soraya dan Iqbal tentang kiprah mereka menjadi petani muda. Dan aku lihat di channel youtube, banyak petani muda yang sukses mengembangkan kebunnya dan tidak bergantung pada tengkulak

    BalasHapus
  12. Memang harus ada apresiasi buat para petani, karena pastinya sulit banget untuk bisa bertahan terutama di masa pandemi seperti ini. Jadi pengen cobain berkebun juga nih, di rumah cuma ada pohon mangga aja belum ada temennya nih hehe

    BalasHapus
  13. Sekarang kyknya juga makin banyak org berkebun dari rumah walau lahan terbatas ya mbak.
    Udah bermunculan juga para inovator muda yang mau bertani memanfaatkan teknologi. Apalagi pertanian yg nanem2 organik gtu, seiring dengan banyak org mengubah gaya hidupnya jd healthy lifestyle.
    Emang problemnya kyknya msh di modal ya, semoga ada jalan keluarnya.

    BalasHapus
  14. Aamiin. Semoga program yang disebutkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani, dan pastinya semoga minat generasi muda dalam bidang pertanian juga bertambah.

    Saya juga suka berkebun, walau di halaman sempit. Ada kebun luas di Sumsel, tapi berisi tanaman buah semua :D Jadi kalau mau menanam pohon yang gede2 ya mesti ke sana.

    BalasHapus
  15. menarik nih bahasan, aku langsung kukunjungi instagram kebun kumara, ternyata banyak harta karun di sana, hehehe. senang deh melihat yang ijo-iji apalagi yang menghasilkan, bisa dimakan buat sayur, buah dipanen, hehehe

    BalasHapus
  16. Aku dulu suka berkebun sih, terutama saat masih single dan blom main medsos. Wanktu senggang kan lumayan banyak, jadi lumaya terawat tuh kebunku. Makin kesini makin berasa nggak sempet gitu. baca ini jadi kangen buat berkebun lagi

    BalasHapus
  17. sama mbak, ini sebab pandemi aja, jadi tertarik nanem-nanem di kebun. Alhamdulillah sekarang punya kebun cabe dan pokcoy. Hanya dilahan sempit, di belakang rumah.

    BalasHapus
  18. Gardening Kit dari Dafarm ini lucu banget mbak
    pas ya buat teman berkebun di rumah, buat hadiah juha oke. Banyak orang yg suka berkebun sekarang.

    BalasHapus
  19. Salut dg pilihan Iqbal menjadi petani muda. Entah ya kenapa bekerja sebagai petani kurang populer padahal tanah Indonesia potensial di bidang cocok tanam. Ditambah pemuda yg melek teknologi, insyaAllah maju.

    BalasHapus
  20. Sekarang berkebun jadi happening banget ya. Karena menanam tanaman itu semacam healing apalagi pas musim pandemi kayak sekarang. Bikin tenang dan ayem

    BalasHapus
  21. Bener ya semenjak pandemi jadi banyak yang hobi berkebun. Jadi bikin view makin asri dan betah dipandang.

    BalasHapus
  22. seru juga kalau berkebun sederhana di rumah ya mak. aku baru ini nanem tumbuhan gitu aja massih belum yang buat makanan sayur. tapi itupun seru, apalagi kalau bisa jadi ladang penghasilan ya

    BalasHapus
  23. Wah acara ini membangkitkan semangat berkebun dari rumah ya, aku juga suka berkebun tapi sering lalai ngerawatnya, semangat pas nanem awal dan panen aja wkwkwk. Bagus nih karena bukan cuma lifestyle sih yang dikejar tapi kebermanfaatan kegiatan berkebun ini

    BalasHapus
  24. Berkebun yang seru.
    Kalau dimulai dengan langkah sederhana begini, semua orang pasti senang dan menyukai aktivitas berkebun. Semoga apa yang ditanamkan (kebaikan) akan panen kebaikan pula.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer