Menikmati Hujan

Hari ini hujan turun lagi. Cukup deras. Aku sedang makan siang ketika hujan tiba-tiba mengguyur bumi. Untung sedang berteduh, jadi tak kehujanan. Hujan belum berhenti ketika aku selesai makan. Karena tak ada kerjaan, jadilah aku hanya duduk menyeruput jus mangga yang belum habis, memandang hujan.

Sudah beberapa lama aku tidak menikmati hujan seperti itu. Mengamati butir-butir hujan yang menari ketika bertemu bumi, menghirup aroma segar yang terciptaakibat pertemuannya dengan tanah, meresapi sejuk yang menyenangkan. Belakangan ini aku sibuk membenci hujan. Mengumpatinya karena membuatku basah dan bersin-bersin, memakinya karena biasanya tak lama setelah hujan listrik tiba-tiba padam, mengutukinya karena menggagalkan rencana-rencana.

Ah, aku yang sombong. Sering berpikir bahwa aku lebih penting dari yang lain. Padahal aku hanya menjadi basah dan bersin-bersin, bukan terbakar hangus menjadi abu. Padahal listrik padam hanya mengurangi sedikit waktuku menonton TV atau main komputer dan belajar sedikit meredupkan pandangan yang terlalu tersilaukan lampu. Padahal rencana-rencana yang tergagalkan itu tak sepenuhnya perlu dilakukan juga. Tuhan menurunkan hujan, karena hujan itu indah. Yang membuatnya terlihat buruk adalah keegoisan rasa masing-masing manusia.

Hari ini aku belajar. Bahwa aku yang harus berdamai dengan semesta, bukan memaksakan semesta berjalan sesuai kehendakku. Dan semoga pembelajaran kali ini membekas di diriku untuk waktu yang lebih lama dari biasanya...

Komentar

Postingan Populer