Moana : Ketika Laut Memilihmu
"The question you keep asking yourself—who are you meant to be?"
Waktu tahu Disney mengeluarkan film terbarunya, saya langsung mengajak Kirana untuk menonton. Kirana bersemangat sekali setelah melihat trailernya. Saya lebih bersemangat lagi, karena saya adalah penggemar film-film Disney. Maka berangkatlah kami di hari Minggu yang cerah itu ke bioskop terdekat.
Saya tidak punya banyak gambaran tentang film ini sebelumnya. Kecuali bahwa film ini tentang putri kepala desa, bersetting di laut, musik-musik nya bagus, dan ada Dwayne Johnson sebagai salah seorang pemerannya. Buat saya sih, alasan itu cukup untuk menonton. Dan ternyata, buat saya film ini keren sekali!
Bercerita tentang Moana, seorang gadis dari Polinesia, putri kepala desa Motunui. Sejak kecil dia sudah dipersiapkan untuk menggantikan ayahnya. Moana berusaha sebaik mungkin untuk menjalankan kewajibannya. Tetapi sesungguhnya Moana punya impian yang lain : ingin mengarungi samudera. Tetapi impiannya ini terhalang oleh ayahnya, yang bahkan tidak mengizinkannya untuk berada dekat dengan laut. Hingga suatu saat, wabah menyerang desanya. Pohon-pohon kelapa mati, ikan-ikan menghilang dari laut. Moana pun bertekad untuk mengarungi samudera untuk mencari Maui, manusia setengah dewa, yang ribuan tahun lalu mencuri jantung dewi pulau Te Fiti, sehingga membangkitkan monster lava Te Ka. Moana bertekad untuk membawa Maui mengembalikan jantung Te Fiti dan mengakhiri wabah di desanya. Detailnya bagaimana, lebih baik kalian nonton sendiri, nda seru kalau saya yang cerita, hehehe...
Tidak seperti karakter Puteri di film-film Disney pada umumnya, Moana digambarkan sebagai gadis berkulit gelap serta berambut hitam, tanpa gaun indah, make up atau bahkan alas kaki. Memang sih, ada beberapa Princess yang digambarkan sebagai sosok yang tangguh dan tidak terkesan "anggun", misalnya Pocahontas, Mulan, atau Merida. But like it or not, kalau bicara Disney's Princess orang akan cenderung merujuk ke Cinderella, Belle, Rapunzel, Anna atau Elsa. Jadilah anak-anak perempuan mempunyai gambaran di kepala mereka bahwa Puteri itu harus berkulit putih, bergaun bagus, pakai tiara, dan pakai makeup! Kirana termasuk di antaranya. Dia bahkan sempat ribut pingin pakai eyeshadow, karena ingin terlihat seperti Elsa 😑. Melihat Moana, saya berharap Kirana punya gambaran lain tentang menjadi Puteri. You don't have to be all dressed up to be a Princess. You just have to be you!
Karakter utama selain Moana di film ini adalah Maui, manusia setengah dewa yang terbuang di sebuah pulau setelah dikalahkan monster lava yang dia bangkitkan gegara mencuri jantung Te Fiti. Maui digambarkan sebagai laki-laki bertubuh besar, penuh tattoo, dan sedikit narsis. Oke, bukan sedikit. Dia memang narsis. Meskipun ada beberapa kritik tentang penggambaran karakternya, yang dianggap terlalu obesitas dan tidak menggambarkan figur orang Polinesia pada umumnya, buat saya Maui ini cukup macho. Mungkin karena saya terpengaruh oleh pengisi suaranya, Dwayne Johnson, yang super macho itu 😁. Dibalik percaya dirinya yang tinggi itu, Maui ternyata adalah laki-laki yang mellow. Semua tindakan heroiknya dia lakukan untuk mendapatkan cinta manusia, karena dia dibuang oleh orangtuanya sendiri ketika bayi.
Namanya juga film Disney, tidak afdol rasanya kalau tanpa musik yang bagus. Film ini penuh dengan musik yang indah dan lagu yang bagus. Musiknya banyak mengandung unsur musik tradisional, yang unik sekali didengar. Beberapa lagunya pun menggunakan bahasa lokal. Lagu tema utama di film ini adalah "How Far I'll Go". Pertama kali dengar, lagu ini langsung nempel di telinga saya. I LOVE THIS SONG!!! Saya sih yakin lagu ini akan mampu menyaingi kepopuleran "Let It Go" dari Frozen. Kirana saja nda berhenti menyanyi lagu ini sekarang, meskipun kata-katanya asal sebut, hahaha. Oh ya, Maui juga menyanyi satu lagu di sini. Suara Dwayne Johnson boleh juga, lumayanlah untuk dinikmati.
Secara keseluruhan, saya sih sangat suka film ini. Penokohan yang kuat, musik yang bagus, latar belakang laut yang digambarkan sangat indah setidaknya cukup jadi alasan untuk menontonnya. Pesannya mungkin klasik, untuk mengikuti kata hatimu, passionmu. Kata Moana, "the ocean chose me for a reason". Bukan kita yang memilih passion, tapi passion yang memilih kita. Dan dia memilih kita karena sebuah alasan. So just follow it, and you'll find out who you are meant to be. Yah, kira-kira begitu sih... Jadi, anak-anak ataupun bukan, film ini cocok buat kamu. Selamat menonton 😊.
Ayi Prima
Ibu rumah tangga biasa, bukan kritikus film.
Komentar
Posting Komentar