Let Our Children Grow Happy
Sebagai orang tua, salah satu hal utama yang kita inginkan adalah agar anak-anak kita tumbuh bahagia, betul? Lalu bagaimana agar membuat anak bahagia? Dengan membelikan mainan atau jajanan? Mengajak liburan? Bagaimana kita bisa tahu bahwa mereka sudah bahagia? Karena mereka tersenyum atau tertawa? Yakin, mereka sudah bahagia?
HAPPY CHILDREN = HAPPY PARENTS (?)
"Saya akan bahagia kalau anak saya bahagia." Hayoo, siapa yang suka mikir begitu? Ternyata pemikiran seperti ini kurang tepat loh. Seperti yang dipaparkan oleh Psikolog Elizabeth Sentosa MPSi, PSi, SFP, ACC dalam acara Nestlé LACTOGROW Grow Happy Parenting Workshop yang diadakan pada tanggal 21 November 2018 lalu di Goedang Popsa Makassar, orang tua yang bahagia akan membentuk anak yang bahagia pula. Jadi bukan sebaliknya. Bagaimana kita bisa berharap anak bisa bahagia kalau orang tuanya uring-uringan?
Kebahagiaan anak bukan hanya dilihat dari ciri-ciri fisiknya saja. Melihat anak tersenyum atau ceria, meskipun itu adalah salah satu tanda, tapi tidak serta merta menjadikan anak kita adalah anak yang bahagia loh, buibu. Studi yang dilakukan oleh NestlĂ© LACTOGROW di tahun 2018 mengungkapkan bahwa saat menilai karakteristik kebahagiaan anak, kebanyakan orang tua hanya memperhatikan ciri-ciri fisik saja. Padahal menurut Myers & Diener (2018), kebahagiaan anak bukanlah kegembiraan sesaat saja, namun lebih kepada rasa nyaman, aman, dan diterima dengan baik di lingkungan sosialnya.¹
Psikolog Elizabeth Sentosa |
Lalu apa manfaat kebahagiaan bagi tumbuh kembang anak? Kebahagiaan saat masa kanak-kanak memiliki pengaruh positif terhadap tumbuh kembang kognitif (proses belajar), nilai diri (self esteem), social skill, serta karakter anak saat dewasa. Anak yang waktu kecil bahagia, akan memiliki peluang lebih besar untuk menjadi orang yang positif dan memiliki kepuasan hidup yang tinggi ketika dewasa kelak.
Lebih lanjut, Psikolog yang akrab dipanggil Miss Lizzie ini menjelaskan, bahwa pada umumnya orang tua sudah mengerti teori pentingnya mendukung anak tumbuh bahagia, seperti menghabiskan quality time bersama anak. Namun yang menjadi tantangan adalah bagaimana mewujudkan kondisi tumbuh bahagia (Grow Happy). Banyak orang tua yang masih kurang terlibat dalam keseharian anak, meskipun sudah hadir dan menyisihkan waktu untuk mereka. Sekadar hadir saja tidak cukup ya, buibu... Kita sebagai orang tua harus benar-benar terlibat dalam aktivitas mereka.
Studi Child Happiness yang dilakukan oleh NestlĂ© LACTOGROW menemukan bahwa anak merasa bahagia ketika mereka bermain bersama orang tua, bahkan lebih bahagia dari ketika mereka bermain bersama adik atau kakaknya. Namun pada kenyataannya, lebih dari 50% orang tua merasa belum cukup hadir dan terlibat dalam kegiatan bersama si kecil.²
Bersama teman-teman blogger Makassar |
Penelitian yang dilakukan Holder & Coleman (2007)³ menunjukkan bahwa kebahagiaan anak sebagian dipengaruhi oleh interaksi sosial positif yang melibatkan anggota keluarga. Untuk itu, Miss Lizzie memberikan beberapa tips agar orangtua bisa lebih terlibat dalam aktivitas anak, antara lain :
- Bukan fokus pada jenis aktivitas, namun waktu kebersamaan.
- Tidak ada distraksi pada saat melakukan aktivitas bersama anak.
- Melakukan eye to eye contact saat bersama anak.
- Buatlah anak merasa dirinya paling penting.
Selain itu Miss Lizzie juga memberikan beberapa kiat yang dapat membantu orang tua untuk membesarkan anak agar tumbuh bahagia, di antaranya :
- Memberikan makanan tepat waktu dan bergizi.
- Mendukung kompetensi anak.
- Cukupi waktu tidur anak.
- Memberikan cinta tanpa syarat kepada anak.
- Menjadi orang tua yang bahagia sehingga bisa menularkan kebahagiaannya kepada pasangan dan anak.
"HAPPY PARENTS = RESILIENT CHILDREN"
Kembali pada bahasan yang saya tulis di atas, salah satu hal yang mendukung kebahagiaan anak adalah kebahagiaan orang tua. "Bagaimana bisa mendukung kebahagiaan anak, apabila orang tuanya sendiri tidak mengetahui bagaimana membahagiakan diri sendiri? Panduan inilah yang dibutuhkan para orang tua agar bisa membangun rantai tumbuh bahagia dalam keluarga. Orang tua yang bahagia akan menghasilkan anak yang memiliki ketahanan terhadap stres dan tantangan hidup di masa depan, anak-anak ini dihasilkan melalui pola asuh orang tua yang bahagia dan terlibat dalam aktivitas anak⁴. Untuk mengenal dirinya sendiri, setiap individu khususnya orang tua perlu memahami apa saja sumber kebahagiaan dalam hidup seperti positif afektif (tertawa, damai, pemenuhan diri), negatif afektif (marah, sedih, curiga), dan tingkat kepuasan hidup agar dapat mengajarkan anak bagaimana arti kebahagiaan yang sesungguhnya," ujar Miss Lizzie.
NUTRISI YANG BAIK SEBAGAI PENDUKUNG ANAK TUMBUH BAHAGIA
Selain orang tua yang bahagia, anak juga butuh asupan nutrisi yang baik agar bisa tumbuh bahagia dengan optimal. Apabila anak memiliki saluran pencernaan yang sehat, dia juga akan memiliki selera makan dan pola tidur yang baik yang dapat menunjangnya untuk tumbuh dan berkembang secara lebih bahagia dan optimal.
Dokter Spesialis Anak, dr. Fatima Safira Alatas, Ph.D, Sp.A(K) menuturkan, untuk membentuk saluran cerna yang sehat, keseimbangan mikrobiota usus harus dijaga, di antaranya dengan :
- konsumsi makanan bernutrisi lengkap dan bervariasi
- konsumsi makanan yang mengandung probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan.
- menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dengan melakukan olahraga secara teratur.
Ki-ka : dr. Fatima Safira Alatas, Gusti Kattani Maulani, Elizabeth Sentosa |
Pemberian asupan nutrisi yang baik ini sebaiknya dimulai sejak 1000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak masa pembuahan dalam rahim, sampai saat anak berusia 2 tahun. Konsumsi makanan yang mengandung probiotik penting, karena dapat meningkatkan jumlah bakteri baik dalam usus. Probiotik adalah suatu mikroorganisme hidup yang apabila diberikan dalam jumlah yang sesuai dan adekuat maka akan memberikan manfaat kesehatan.
LACTOGROW MENDUKUNG ANAK GROW HAPPY
Sejak tahun 2017 lalu, Nestlé LACTOGROW mengampanyekan "Grow Happy" yang bertujuan untuk merayakan kebahagiaan dan membantu orang tua menciptakan lingkungan yang dapat membuat anak merasa bahagia. Melalui kampanye ini, Nestlé LACTOGROW ingin mengajak orang tua di seluruh Indonesia untuk mendukung anak mereka merasa bahagia dalam setiap proses yang dijalani guna mendukung tumbuh kembangnya yang optimal.
Brand Manager Nestlé LACTOGROW Gusti Kattani Maulani mengatakan, "kami berupaya membantu para orang tua melalui upaya edukasi untuk menemukan bagaimana formulasi tumbuh bahagia melalui keselarasan nutrisi, stimulasi, dan keterlibatan orang tua yang sesuai dengan kondisi mereka masing-masing. Oleh karena itu, kunci tumbuh bahagia dimulai dari pilihan orang tua di mana pilihan orang tua akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka di masa depan."
Salah satu upaya Nestlé LACTOGROW dalam kampanye "Grow Happy" ini adalah dengan mengadakan workshop "Grow Happy Parenting" yang saya juga saya hadiri ini. Melalui kampanye Grow Happy ini diharapkan orang tua dapat menerapkan kemampuan untuk membangun kebahagiaannya pada anak dan keluarga serta menyediakan nutrisi yang optimal bagi anak-anak untuk tumbuh bahagia, seperti LACTOGROW yang diperkaya dengan DHA, kalsium, minyak ikan, dan Lactobacillus reuteri yang bermanfaat untuk tumbuh kembang anak.
***Catatan :
¹ Myers, D.G & Diener, E. (2018). The Scientific Pursuit of Happiness. Association for Psychological Science. 13 (2). 218-225
² Responden 370 orang tua yang memiliki anak usia 2-5 tahun yang tersebar di 6 kota Indonesia.
³ Holder, M.D & Coleman, B. (2007). The Contribution of Social Relationship to Children's Happiness. Journal of Happiness Studies.
Saya harus banyak introspeksi diri dengan materi tempo hai, Ayi. Masih banyak sekali kekuranganku kurasa
BalasHapusTernyata kita sama salah kaprahnya selama ini ya.. Mau lihat anak bahagia, tapi kitanya belum bahagia. Lah gimana tuh? Haha..
BalasHapusSelalu senang lihat ibu2 mengikuti acara seperti ini. Makin banyak ilmu parenting yang bisa dinlahap habis untuk diterapkan ke kehidupan anak2. Ibu harus bahagia untuk anak2 yg bahagia
BalasHapusBanyak memang yang salah kaprah, katanya demi kebahagiaan anak ibu rela melakukan apa saja termasuk menggadaikan kebahagiaannya. Untungnya saya tidak.
BalasHapusSaya harus bahagia dulu baru kalian bahagia. Ddeh egoisnya .. kata orang-orang. Tapi tidakji bagi anak-anak dan Ayangbeb. hihihi...