Saya dan Komunitas

Ketika awal pindah ke Makassar, saya tidak kenal banyak orang. Teman hanya beberapa saja, bisa dihitung dengan jari tangan. Saya yang terbiasa sibuk kerja dari pagi sampai petang dan selalu dikelilingi banyak rekan kerja, tiba-tiba hanya berdiam saja di rumah yang hanya dihuni tiga orang, termasuk saya.

Merasa kesepian dan bosan, saya berusaha mencari hobi untuk mengalihkan perhatian. Karena kondisi saya yang sedang hamil muda, saya pun mencoba mencari hobi baru yang aman buat bumil. Yang ndak perlu koprol-koprol. Pilihan saya pun jatuh pada merajut. Saya langsung jatuh cinta dengan hobi baru saya itu dan nyaris ndak bisa berhenti merajut. Rasa bosan dan kesepian saya pun bisa teralihkan sedikit.

Sampai setelah saya melahirkan Kirana, dan kembali ke Makassar, rasa kesepian itu datang lagi. Rutinitas baru sebagai seorang ibu, kadang membuat saya merasa terisolir dari dunia luar. Saya juga diserang rasa bosan karena ndak ada orang lain yang bisa diajak ngobrol, selain pak suami. Ditambah lagi dengan baby blues, lengkaplah sudah.

Suatu hari, saya sedang scrolling timeline Facebook, dan menemukan unggahan foto seorang teman saya yang menunjukkan beberapa orang sedang asyik merajut. Saya kenal dengan salah seorang di dalam foto itu, Piyo, karena pernah bertemu beberapa bulan sebelumnya. Saya lalu memberanikan diri mengirim pesan pada Piyo, dan bertanya tentang rajut-merajut yang saya lihat di foto, berharap mendapat teman baru yang sehobi.

Komunitas Quiqui

Oleh Piyo, saya dikenalkan pada komunitas merajut di mana dia bergabung. Berawal dari grup di Facebook, saya pun mulai hadir di kopdar yang diadakan seminggu sekali. Komunitas ini pun berkembang semakin besar, banyak anggota baru yang bergabung. Kami lalu menamakan komunitas ini Komunitas Quiqui, yang berasal dari bahasa Bugis, makkoi, yang berarti merajut/merenda. Ini adalah komunitas pertama yang saya ikuti selama hidup saya.

Yah, mungkin bukan yang pertama-pertama amat sih. Karena menurut Wikipedia, komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Sebelumnya saya selalu ngumpul dengan sesama pekerja survei sosial, karena itu pekerjaan saya. Dulu ketertarikan saya ya tentang hal-hal yang berhubungan dengan survei, dan ngumpulnya ya dengan orang-orang yang minatnya sama. Jadi mungkin itu termasuk komunitas juga, hanya saja tanpa nama.

Belajar menjahit patchwork

Bom Benang Makassar,event tahunan Komunitas Quiqui

Lalu, sejak dua tahun yang lalu, saya bergabung dengan komunitas bloger Makassar, Anging Mammiri. Cerita tentang komunitas ini bagi saya pernah saya tuliskan di tulisan Menyesal Bergabung di Komunitas Blogger. Ini adalah komunitas kedua yang saya ikuti.

Sekarang, selain dua komunitas tersebut, saya juga bergabung dengan beberapa komunitas blogger lain, meskipun sifatnya online. Saya juga bergabung di Komunitas Local Guides Makassar, yaitu komunitas orang-orang yang suka memberi ulasan si Google Maps, atau biasa disebut Local Guides. Hanya saja saya masih belum terlalu aktif di sini.

Di Makassar, komunitas-komunitas seperti ini tumbuh subur. Ada berbagai jenis komunitas yang terbentuk di sini. Mulai dari komunitas hobi, fans sebuah grup band, atau suporter klub sepakbola, sampai komunitas relawan. Sejak tahun 2014, komunitas-komunitas ini rutin menggelar acara Pesta Komunitas Makassar setiap tahun, sebagai ajang silaturahmi dan ajang kreativitas pegiat komunitas. Dari yang awalnya hanya 75 komunitas, hingga yang terakhir di tahun 2018 kemarin sebanyak 353 komunitas yang ikut serta. Lumayan ya perkembangannya?

Komunitas Anging Mammiri

Bergabung dengan komunitas yang sesuai dengan minat kita tentu banyak manfaatnya. Setidaknya begitulah yang saya rasakan. Dengan catatan, komunitas yang kita ikuti itu yang kegiatannya positif yaa...

Menambah Ilmu

Bergabung dan aktif di beberapa komunitas membuat saya banyak belajar hal-hal baru. Di komunitas Quiqui, saya banyak dapat ilmu merajut dan berbagai jenis craft yang lain. Di komunitas Anging Mammiri, saya banyak belajar tentang bagaimana cara menulis yang baik, membuat konten yang berkualitas, hingga optimalisasi sosial media.

Selain itu, karena anggota komunitas berasal dari berbagai latar belakang yang beragam, saya juga banyak belajar hal-hal baru dari mereka, di luar dunia crafting atau blogging.

Memperluas Jaringan

Bergabung dalam sebuah komunitas juga berarti memperluas jaringan atau networking. Bagi freelancer seperti saya, networking ini tentu penting. Semakin luas jaringan atau networking tentu semakin luas juga kesempatan mendapat job.

Bersama teman-teman Anging Mammiri mereview restoran baru

Support System

Berawal dari minat yang sama, yang awalnya hanya ngobrol masalah hobi, lama-kelamaan jadi akrab dan seperti keluarga. Saya yang awalnya kesepian di tanah rantau karena ndak punya teman, sekarang dikelilingi orang-orang yang nyambung ngobrolnya, dan sering jadi support system saya, yang banyak mendukung dan membantu saya dalam banyak hal.

Memotivasi Untuk Jadi Lebih Baik

Bergabung dengan sebuah komunitas membuat saya selalu terpacu untuk membuat karya yang lebih baik lagi. Apalagi teman-teman di dalam komunitas selalu saling menyemangati. Melihat teman yang berhasil membuat karya craft yang keren, memotivasi saya untuk membuat karya yang lebih bagus juga. Melihat teman rajin menulis blog, membuat saya terpacu untuk memperbaiki kualitas blog saya. Coba kalau dulu saya ndak bertemu dengan mereka-mereka ini, mungkin saya sudah berhenti merajut, atau blog saya sudah dipenuhi semak belukar.

Dengan berkomunitas juga saya belajar memahami konflik. Yah namanya juga banyak kepala, pasti banyak juga sudut pandang dan pemikiran yang berlainan, atau bahkan kadang bertabrakan. Saya belajar mengenal dan memahami bermacam sifat dan karakter, dan menekan ego saya sendiri.


Oya, mumpung bahas soal komunitas, kalian juga bisa baca tulisan kedua teman saya, Kak Niar, dengan tulisannya
"Membenihkan Asa pada Ladang-ladang Komunitas", dan Evhy dengan tulisannya, "Komunitas, Lebih Dari Sekedar Berkumpul."

Sejauh ini, saya merasa tidak ada ruginya bergabung dengan komunitas-komunitas ini. Mungkin kelak saya akan bergabung juga dengan komunitas-komunitas lain yang tidak kalah kerennya, siapa tahu. Yang jelas, saya berharap saya bisa bermanfaat bagi orang lain, melalui komunitas-komunitas ini.

Komentar

  1. jadi ingat dulu awal kenal Kak Ayi itu di Kampung Buku waktu kopdar merajut sampai pesan baju ke Papanya Ayi :D

    Bagaimana kalau bikin Komunitas 80-90an dan Kak Ayi jadi ketua?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ebuset, dirimu pesan baju ke papanya Ayi?
      di Jogja?

      Hapus
  2. Saya penasaran sama komunitas welang pelang kak ayi dan dari tadi kumencari-cari tapi tak ketemu. Mau bangetka belajar nge-craft, bahkan dulu sempat bikin bros dari pita2. Makanya banyak koleksi pita-pita dan manik-manikku 😂

    BalasHapus
  3. enaknya komunitas di Makassar karena sebagian besar saling beririsan.
    jadi masuk ke satu komunitas, kita bisa dengan mudah masuk ke komunitas lain karena punya kesamaan hobi atau minat.

    jadinya malah ujung2nya kita aktif di banyak komunitas, atau sekadar jadi anggota pasif saja

    BalasHapus
  4. Sepaham dengan apa yang diutarakan Daeng Ipul bahwa salah satu kelemahan komumitas di Makassar sisi yang banyak beririsan. Dengan begitu lebih sering kita bertemu dengan orang-orang yang sama tapi pada atap yang berbeda. Tapi juga bisa menjadi sebuah kekuatan jika manajemen program bisa lebih baik dan detail.

    BalasHapus
  5. memang bergabung dengan komunitas terbukti banyak membawa dampak positief di kehidupan ya kaks, aku pun merasakan hal itu.. heheh. Dengan bersosialisasi terbukti bs menjadikan kita jadi manusia yang tidak ego dan introvert :D

    BalasHapus
  6. Seru yaa berkegiatan bersama komunitas. Jadi gak melulu mumet dengan urusan rumah. Hahahha..bisa dibilang salah satu cara untuk me time lah yaa~

    Kangen dengan Makassar, kota yang punya komunitas-komunitas keren dan selalu aktif.

    BalasHapus
  7. Ia di rutinitas sebagai ibu itu kadang bikinki merasa terisolir dari dunia luar. Kadang menyenangkan ji buatku yang introvert tapi kadang juga terasa pengap ki, mau ki juga bersosialisasi dengan manusia lain selain dari itu-itu ji yang ditemui terus, hahaha... Dan komunitas salah satu jawabannya.

    BalasHapus
  8. Dengan berkomunitas jadi mengenal lebih banyak orang,walau kadang dalam komunitas ada banyak drama-drama namun itu membuat suasana menjadi lebih hidup. Mungkin satu sih yang penting dalam berkomunitas: Jangan Gampang Baper

    BalasHapus
  9. Aku jarang banget ikut komunitas apalagi komunitas blogger. Dari yangs aya baca, ternyata banyak banget ya manfaat positifnya. nbaiklah, mulai hunting hunting komunitas blogger online karen akau lihat lumayan banyaj komunitas blogger ini dan aktif. thanks

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer