Emak-emak Keren di Reply 1988



Makan siang sudah selesai dimasak, rumah sudah bersih, cucian sudah dijemur, anak sudah selesai kerjain tugas sekolahnya, yak, saatnya emak leyeh-leyeh me time sambil nonton drakor. Selonjorin kaki, ambil ponsel, buka aplikasi Viu, lalu menonton dengan khidmat. Ya meskipun ndak khidmat-khidmat amat sih, karena sesekali pasti ada yang teriak atau tanya ini itu. Siapa emak-emak yang begini juga? 

Semua orang, termasuk emak-emak, butuh me time, waktu untuk diri sendiri, menyeimbangkan antara fungsi sebagai makhluk sosial dan individu. Buat  sebagian emak-emak, seperti saya, menonton drakor adalah salah satu cara menjaga diri agar tetap waras dan bahagia. Yang penting mah ndak sampai lupa waktu, dan urusan keluarga tetap beres. 

Saya sendiri mulai menonton drakor sejak era Winter Sonata ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta awal tahun 2000-an, dan langsung suka dengan serial dari Korea ini, meskipun belum termasuk die hard fan sih sampai sekarang. Sejak saat itu hampir semua drakor yang ditayangkan di televisi saya tonton. Full House, Princess Hours, dan Jewel in The Palace adalah beberapa judul yang saya suka. Dulu sih biasanya saya menonton bersama ibu dan adik-adik saya. Bahkan kadang bapak saya pun ikut nonton juga, dan paling semangat berkomentar, hahaha. Tapi sejak menikah dan pindah, saya lebih suka menonton drakor di ponsel, sambil rebahan di kamar.

Kalau soal genre, saya sih lebih suka yang ada komedinya. Ndak sanggup saya nonton kalau yang ceritanya bikin emosi. Hidup saya sudah cukup ribet soalnya. Tujuan nonton drakor kan buat dapat hiburan, bukan cari masalah. Ya kan? Biarpun aktornya ganteng-ganteng, tapi kalau ceritanya bikin darah tinggi saya mah mending pass saja. 

Hampir semua drakor yang saya tonton saya suka sih. Suka dalam artian saya tonton sampai selesai. Tapi hanya beberapa yang  bisa bikin saya sangat terkesan. Salah satu drakor yang bikin saya susah move on sampai sekarang adalah Reply 1988, sebuah drama tentang persahabatan lima anak, Deok-sun, Jung-hwan, Dong-ryong, Taek, dan Sun-woo, di sebuah gang bernama Ssangmundong, Seoul, di akhir tahun 1980an. 


Geng emak-emak Ssangmundong

Semua aspek di Reply 1988 saya suka. Cerita, setting, para pemeran, sampai soundtrack-nya. Semua punya porsi yang pas dan membuat drama ini jadi kuat. Meskipun pusat cerita ini adalah geng lima remaja, Sung Deok-sun dan kawan-kawan, tapi cerita tentang anggota keluarga mereka juga ndak kalah seru. Buat saya, salah satu yang membuat serial ini susah dilupakan adalah karakter tiga sekawan emak-emak lorong Ssangmundong : Lee Il Hwa, Ra Mi-ran, dan Kim Sun-young. Yuk, kita bahas satu per satu geng emak-emak ini.

Lee Il-hwa

Emak yang satu ini adalah ibu dari tiga anak, Sung Bo-ra, Sung Deok-sun, dan Sung No-eul. Suaminya, Sung Dong-il adalah seorang pegawai di sebuah bank. Karena sebuah kesalahan yang dilakukan salah seorang nasabahnya, membuat Dong-il harus menanggung akibatnya dan merelakan sebagian besar gajinya untuk mengganti kerugian yang dialami bank tempatnya bekerja. Karena kejadian itu, mereka harus pindah ke rumah yang terletak di basement rumah Ra Mi-ran, dan hidup prihatin. 

Lee Il-hwa

Kondisi keuangan yang sering kekurangan membuat Il-hwa sering bertengkar dengan suaminya. Il-hwa mempermasalahkan Dong-il yang kelewat baik hati dan sering membeli barang-barang hanya karena merasa kasihan dengan penjualnya, padahal mereka sendiri kekurangan uang dan harus berhemat. Namun walau sering bertengkar, suami istri ini saling menyayangi, dan hanya menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Meskipun sering cerewet dan marah-marah kepada suami atau anak-anaknya, sesungguhnya Il-hwa sangat peduli dan berhati lembut. Saat mendengar Bo-ra ditangkap polisi gegara ikut demonstrasi, Il-hwa langsung pergi menjemput Bo-ra tanpa pikir panjang, meskipun saat itu sedang hujan lebat. Il-hwa juga tidak mau membuat anak-anaknya khawatir. Saat dia sakit, dia menyembunyikannya dari anak-anaknya, dan berusaha tetap tampak tegar meskipun sedang khawatir setengah mati. 

Seperti kebanyakan orang tua, Il-hwa juga sangat khawatir dengan pendidikan anak-anaknya, terutama Deok-sun yang prestasi akademiknya antara ada dan tiada. Il-hwa bahkan sampai mengganti nama Deok-sun agar lebih beruntung dan bisa mendapatkan nilai yang lebih bagus, yang ternyata ndak berpengaruh apa-apa. Meskipun kecewa, tapi Il-hwa memilih untuk menerima dan membesarkan hati Deok-sun. Apalagi dia juga tahu kalau Deok-sun pun sudah berusaha keras untuk belajar.

Ra Mi-ran

Ra Mi-ran adalah ibu dari Kim Jung-hwan dan Kim Jung-bong. Tadinya keluarga mereka sangat miskin. Mereka tinggal di rumah sempit tanpa kamar dan hidup kekurangan. Sampai suatu hari mereka memenangkan lotere yang mengubah hidup mereka dalam sekejap, dari orang paling miskin menjadi orang paling kaya di gang tempat mereka tinggal.

Karena pernah merasakan hidup miskin, membuat Mi-ran menjadi orang kaya yang murah hati. Yah, meskipun sesekali menyombongkan diri, tapi masih wajarlah. Mi-ran selalu membantu tetangga-tetangganya bahkan tanpa diminta. Seperti saat Il-hwa mau pinjam uang untuk piknik sekolah Deok-sun, tapi Il-hwa ndak sanggup bilang. Tetiba Mi-ran datang membawa jagung rebus, dan seamplop uang yang diselipkan di antara tumpukan jagung itu. Mi-ran tahu kalau Il-hwa sungkan dan malu, sehingga dia pun ndak mengatakan apa-apa saat memberikan uang itu. 

Ra Mi-ran

Dari tampilan luar, Ra Mi-ran ini terlihat galak. Dia suka sekali mengomeli suaminya, Kim Sung-kyun. Tapi ya emang ngeselin sih suaminya, suka bikin jokes garing gitu. Walaupun begitu, Mi-ran ini tetap istri yang selalu mengurus suaminya dengan baik. Sampai Sung-kyun bilang ke Jung-bong, dia akan lebih suka kalau Jung-bong menjadi seperti ibunya dibandingkan dirinya. Di mata Sung-kyun, Mi-ran adalah istri yang tiada duanya. 

Sebagai ibu, Mi-ran tidak terlalu dekat dengan anak-anaknya, terutama dengan Jung-hwan, anak bungsunya. Kepribadian Jung-hwan yang tertutup membuatnya sulit mengekspresikan perasaannya terhadap Mi-ran. Meski begitu, Jung-hwan sangat mengagumi dan menghormati Mi-ran. Dia bahkan membuatkan pesta pernikahan untuk kedua orang tuanya, karena tahu mereka ndak pernah mengadakan pesta pernikahan. 

Di depan keluarganya dan orang lain, Mi-ran selalu berusaha tampak tegar. Saat Jung-bong harus menjalani operasi karena penyakitnya sejak kecil, hanya Mi-ran yang tampak biasa-biasa saja. Mi-ran berusaha meyakinkan Jung-bong dan yang lain bahwa operasi akan berjalan lancar dan ndak ada yang perlu ditakutkan. Barulah setelah operasi selesai tanpa masalah, dia menangis sejadi-jadinya. Ternyata selama ini dia menyimpan sendiri ketakutannya karena ndak ingin keluarganya, terutama Jung-bong, menjadi khawatir.

Kim Sun-young

Kim Sun-young adalah seorang janda yang memiliki dua orang anak, Sung Sun-woo, dan Jin-joo yang masih kecil. Sun-young sangat dekat dengan kedua anaknya. Bahkan kedekatan Sun-young dengan Sun-woo sempat membuat Mi-ran iri. Di antara ketiga emak-emak ini, Sun-young yang selalu tampak ceria. Padahal bisa dibilang hidupnya lah yang paling sulit. 

Sejak suaminya meninggal, Sun-young hanya bergantung dari uang pensiun peninggalan suaminya. Sun-woo melarang Sun-young bekerja karena ndak mau ibunya kelelahan. Tapi saat rumahnya digadaikan oleh mertuanya, Sun-young terpaksa diam-diam bekerja untuk membayar kembali rumahnya tersebut. Sun-young bekerja sebagai tenaga pembersih di sebuah sauna. Ketika tahu soal pekerjaan ibunya, Sun-woo sangat sedih. Tapi melihat keteguhan Sun-young, Sun-woo pun akhirnya membiarkan Sun-young tetap bekerja.

Kim Sun-young

Seperti halnya Il-hwa dan Mi-ran, Sun-young juga selalu berusaha terlihat tegar di depan anak-anaknya. Saat Jinjoo jatuh dan dibawa ke rumah sakit, Sun-young berusaha ndak menunjukkan kekhawatirannya di depan anak-anaknya. Barulah saat dia ngobrol sama ayahnya Taek, dia menangis sesenggukan karena takut. Sun-young juga orang yang sangat tulus. Dia sukarela tanpa mengeluh membantu merawat ayahnya Taek saat dirawat di rumah sakit, sampai benar-benar sembuh. 

Karakter tiga emak ini sekilas biasa saja, ndak istimewa. Mereka ibu rumah tangga biasa, bukan istri pemilik perusahaan besar, bukan ibu-ibu sosialita, bukan Ibu Suri, apalagi Ibu Suri Agung. Cerita hidup mereka juga sederhana, seputar mengurus suami, anak, dan rumah. Tapi kesederhanaan itu ditampilkan dengan begitu apik dan nyata, sehingga membuat penonton merasa terhubung dengan kehidupan mereka. 

Cerita mereka begitu dekat dengan keseharian saya. Saat Il-hwa buru-buru menjemput Bo-ra mengingatkan saya saat ibu saya tanpa pikir panjang menjemput saya naik sepeda waktu diberitahu ban sepeda saya bocor sepulang sekolah. Kebiasaan mereka saling berbagi makanan juga saya alami sejak dulu sampai di lingkungan saya tinggal sekarang. 

Dari emak-emak gang Ssangmundong itu saya diingatkan kembali, tidak perlu berkecil hati "hanya" jadi ibu rumah tangga. Terkadang kita terlalu sibuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain, lalu merasa rendah diri. Padahal yang membuat kita keren di mata suami dan anak-anak adalah tentang seberapa banyak cinta yang kita curahkan kepada mereka, atau seberapa jauh pengorbanan yang kita lakukan untuk mereka. Yang terpenting adalah selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarga dengan tulus. Karena sesungguhnya, bagi seorang ibu tidak ada yang lebih penting dibanding kebahagiaan anak-anaknya.

Menonton Drama Korea, Di Viu Saja

Awal mengenal drakor, saya hanya bisa menontonnya lewat televisi saja, jadi pilihannya sangat terbatas, baik judul maupun waktunya. Kalau terlewat episodenya ya ndak bisa diulang, kecuali kalau ditayangkan dari awal lagi.  Pilihan lainnya, sewa VCD atau DVDnya. Duh, kentara sekali ya, angkatan berapa saya, hahaha.



Untungnya mah sekarang sudah gampang, tinggal ambil gadget, lalu nonton drama Korea di aplikasi Viu. Bisa kapan saja, episode yang mana saja. Mau diulang berapa kali pun bisa. Saya sudah menggunakan aplikasi Viu ini selama beberapa tahun. Koleksi drakornya paling lengkap sih menurut saya, termasuk Reply 1988 yang saya bahas tadi. Kalau kamu mengaku penggemar drakor, ndak afdhol rasanya kalau ndak download aplikasi Viu. Viu bisa diakses secara gratis, tapi harus rela sesekali diselingi iklan.  Kalau mau bebas iklan, tinggal upgrade ke premium saja. Murah kok, kamu bisa berlangganan mulai dari 15.000 rupiah saja per bulan. Selain bebas iklan, kamu juga bisa mendownload drakor favorit kamu untuk ditonton kapanpun. Dengan berlangganan kamu juga bisa mengakses tayangan-tayangan khusus premium. 



Bukan hanya drama Korea yang bisa kamu tonton di Viu. Drama Indonesia, Jepang, Thailand, dan China. Kamu juga bisa menonton berbagai variety show, film dokumenter, dan serial atau film anime. Banyak banget pilihannya! Ndak ada lagi deh tuh bengong mau ngapain. Hmm, habis ini mau nonton apa lagi, yaa??


Komentar

  1. Ibu2 tetangga yang sudah seperti saudara kedekatannya.
    Saya sampai gagal move on dari Reply 1988 ini lho, hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, kak. Saya masih sering kuulang-ulang ini drakor. Sukaaa...

      Hapus
  2. Wow! Reply-nya sampai sebanyak itu. Apa nda capek nontonnya?

    BalasHapus
  3. emak-emak gaul ini mah ya di serial drama korea reply 1988, seru banget ceritanya, eh ada juga kan ya yang reply 1998 bukan sih? eh ssalah ya?

    BalasHapus
  4. Sukaaa banget sama genk emak2 di Reply 1988 yang kompak banget udah kayak sodara. Terutama sih Kim Sun Young mamanya Sun Woo.

    Untunglah akhirnya dia menikah ama papanya Choi Taek hehe

    BalasHapus
  5. aku belum nonton nih yang reply 1988, karakter ibu emang super power ya, ngasih velue sesuatu apalgi kalo baca reviewnya ini banyak yang bisa diambil ya

    BalasHapus
  6. Suka bangeet dengan Reply 1988 karena ceritanya relate dengan kehidupan sehari-hari pada masanya, haha. Dan iya sih, ketiga emak diatas emang super keren, tetangga rasa saudara yaa.

    BalasHapus
  7. Ini drakor yang bisa nostalgia banget. Saya kayaknya pernah nonton, deh. Tapi, loncat-loncat nonton episodenya

    BalasHapus
  8. Jadi pengen nonton lagi Reply 1988. Ini drama kece banget. Suka banget aku.

    BalasHapus
  9. Gara-gara banyak yang susah move on sama drama ini aku jadi kepengen nonton tapi entah kenapa nggak sanggup karena banyak yang spoiler juga kalau endingnya nggak sesuai ekspektasi hehe..lemah aku tuh..

    BalasHapus
  10. Huwaa emak2 setrong ala 80 an ini...ga beda ya sm emak2 setrong di masa itu di Indonesia hahaha... tp kisah yg sangat membumi kyk gini ada di berbagai masa yaa

    BalasHapus
  11. Ayiii, rasanya kita enggak satu angkatan ya tapi kesukaan nonton Drakor pilihan kok sama, Winter Sonata?! Hihihi... Jaman dulu drakor yang bisa ditonton emang dikit sih.

    Kalo Reply 1998 aku belum tertarik nonton, entah nanti. Ketika balik nonton Drakor sekarang lebih memilih genre thriller atau detektif gitu kayak Forest of secrets

    BalasHapus
  12. Justru kisah sederhana, ibu dengan segala permasalahannya di rumah yang seolah menggambarkan keadaan diri penonton, membuat kisah ini jadi menarik ya mbak. Nyata sesuai dengan kondisi sebenarnya, bukan kisah di awang-awang

    BalasHapus
  13. Aku pun suka nonton drakor yang genre komedi yang bisa ngakak lepas gitu haha..Semua beban jadi hilang sejenak. Etapi beneran nih para emak sangat menginspirasi banget tentang daya juang dalam hidup dengan segala problematikanya. Sukak! :)

    BalasHapus
  14. Sepakaat, untuk film korea aku juga lebih milih yg genre komedi. Yang love-lovean itu aku skip khawatir bikin ngga bisa tidur. Wkwkwk. Btw, aku penasaran dengan suami Ra Mi-ran. "Istri tiada duaaanyaaaaaa"

    BalasHapus
  15. Favoritku mama cheetah alias Ra Mi Ran dong. kuat banget jadi perempuan. Ngurus 3 laki2 yang super jorok tuh emang susah makanya dia tegas banget. Paling suka scene pas Ra Mi Ran ikutan kompetisi nyanyi tuh, tau2 kasetnya ketuker ama tukang jualan telur. Asli bikin ngakak.

    BalasHapus
  16. Aku tim winter sonata sama Full House hihihi. Banyak yang bilang Reply 1988 ini must see drakor karena emang keren banget. dari alur dan penokohan mantap semua.

    BalasHapus
  17. Aku suka banget sekarang nonton drakor bisa di aplikasi VIY, coba dulu nunggu tayang di TV udah gitu disyop di tengah-tengah :)

    BalasHapus
  18. Woww.. Ini sesekali aku tonton .. Emang keren sih ya.. Gak melulu menampilkan hal-hal yang WAH tapi yang sederhana pun bisa jadi cerita menarik banget termasuk tokoh perempuannya nih.

    BalasHapus
  19. Belum pernah nonton ini
    Katanya bagus ya
    Kalau gitu tak masukkan list

    BalasHapus
  20. Drakor yang saya tonton sampe tuntas Winter Sonata dan Full House. Ada juga beberapa drakor lainnya tapi hanya lihat sepotong-sepotong saja. Kalau Reply 1988 ini, malah baru tahu ini. Pengen nonton, tapi takut gak bisa brenti (penasaran pengen tahu sampe selesai)

    BalasHapus
  21. baca review Reply 1988 itu can relate banget sebagai ibu-ibu, enggak mau keluarga tahu kalau si ibu sedang sakit atau kesusahan. Maunya ibu nampak tegar di hadapan anak-anak padahal dalam hati udah keiris-iris. huhu ....

    btw, kenapa gaya rambut Il-hwa, Mi-ran, dan Sun-young sama gitu, mbak? apa itu yang sedang hits di masanya?

    BalasHapus
  22. Emak kesukaan aku juga niih...
    Jagoan dan khas emak-emak 80an. Yang tereak dengan kerasnya "Deoksonaaa...makaaan."

    Hihii...selalu terkenang dan kangen nonton Reply 88 lagiiih..

    BalasHapus
  23. Drama yang wajib ditonton ini mah. Salah satu drama terbaik sepanjang masa. Nonton lagi ah si VIU. mumpung akun VIU-ku masih premium. 😁

    BalasHapus
  24. Saya sudah sering baca review serial ini, cuma belum nonton aja. Belajar nonton drakor juga baru 3 tahun terakhir,jadi sementara nonton yg on going aja. Cuma Reply 88 ini banyak banget yang suka, katanya salah satu ter de best gitu, jadi penasaran juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ralat, baru nonton drakor selama 3 bulan terakhir, kekekek. Lama amat 3 tahun orang baru belajar nonton.

      Hapus
  25. Kenapa aku nonton episode 1 reply 1998 langsung nyerah ya? Apa karena alurnya di awl cukup lambat? Padahal smua orang bilang bagus. Apalagi bgitu aku baca review emak2 di reply 1998. Hiks kan jadi penasaran. Tapi aku pribadi jrg nonton drakor yg kisahnya 11-12 dg diriku, semacam mles aja lht kehidupan diri sendiri di Drama. Wkkka pinginnya justru yg beda, yg ekstrim bedanya kalo perlu. Karna bagiku nonton drakor itu kayak terjun ke dunia lain

    BalasHapus
  26. Hehehe kadang kudet aku, nyaris semua emak suka drakor. tapi aku ngakkk, seru kayaknya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer